Thursday, December 18, 2014

proses investasi

Proses Investasi
Secara umum, proses investasi adalah sebagai berikut:
1.      Penentuan tujuan (kebijakan) investasi
Pada tahap ini, investor perlu mengetahui  apakah yang menjadi tujuan (kebutuhan) sebenarnya dari kegiatan  investasinya. Selain itu juga ditentukan berapa dana yang akan ditanamkan dalam investasi tersebut, dan berapa lama dana tersebut ditanamkan (time horizone).
Karena terdapat hubungan yang positif antara risiko dan return untuk strategi investasi, maka  yang tepat bagi seorang  investor adalah menyatakan  tujuannya untuk memperoleh keuntungan  tertentu dengan memahami bahwa  ada kemungkinan terjadinya kerugian. Tujuan investasi seharusnya dinyatakan  dalam return maupun risiko.
Seorang bapak dengan tiga orang anak, mungkin akan menginvestasikan  sebagian  gajinya untuk ditabung atau didepositokan  sehingga pada belasan tahun berikutnya dapat menyediakan kebutuhan  dana pendidikan anak-anaknya.
Lain halnya dengan seorang manajer muda yang memiliki  gaji tinggi dan setelah mencukupi segala kebutuhan memiliki sisa dana kas yang besar. Tujuan investasinya mungkin untuk meningkatkan nilai kekayaannya dalam jangka pendek dengan jalan membeli saham di Bursa Efek.
2.      Penentuan tingkat risiko yang dapat diterima
Pada tahap ini, investor harus menentukan berapa besar tingkat risiko yang dapat ditolerir (acceptable risk) sehubungan dengan investasi yang dilakukannya.
Seseorang yang cenderung bersifat menghindari risiko (risk averse) tentunya  akan memilih risiko  yang minim dengan konsekuensi mendapatkan tingkat keuntungan yang  relatif lebih rendah. Mereka  memilih jenis investasi yang relatif aman, seperti Deposito, Surat Utang Negara, Sertifikat Bank Indonesia, dll
Seseorang yang cenderung bersifat berani mengambil risiko (risk taker)  akan memilih jenis investasi yang berisiko tinggi asalkan juga menghasilkan tingkat  keuntungan yang tinggi pula. Contoh investasi ini adalah saham. Pengukuran tingkat risiko merupakan analisis yang cukup rumit.
Beberapa risiko yang ditakutkan orang ketika akan melakukan investasi, yaitu :
a)      Penurunan Nilai Investasi
b)      Likuiditas atau Sulitnya Produk Investasi itu Dijual
c)      Return Investasi Tidak Sebesar Kenaikan Harga Barang dan Jasa
3.      Analisis Sekuritas
Pada tahap ini dilakukan analisis dan perhitungan tingkat risiko dan keuntungan dari masing-masing jenis aset investasi  yang dipertimbangkan. Hasil dari analisis tersebut berupa identifikasi kategori potensial dari aset yang akan mwnjadi masukan pada tahap berikutnya dalam membentuk portfolio yang optimal.
Analisis yang sering dilakukan pada tahap ini  adalah analisis sekuritas, yang meliputi penilaian terhadap  sekuritas secara individual (atau kelompok sekuritas) yang tujuannya mengidentifikasikan sekuritas yang harganya tidak tepat (misprice), baik overvalue/overprice maupun undervalue/underprice dibandingkan  nilai sesungguhnya (true value).
Analisis sekuritas dilakukan melalui analisis teknis dan/atau analisis fundamental.
Analisis Teknis dilakukan melalui studi harga pasar saham dalam upaya meramalkan gerakan  harga saham pada masa mendatang. Harga pasar tersebut dianalisis untuk menentukan  tren/pola harganya. Dengan mengidentifikasi pola yang muncul, analis berharap dapat meramalkan dengan tepat gerakan  harga pada masa depan.
Analisis Fundamental dilakukan melalui analisis atas informasi laporan keuangan suatu perusahaan dimulai dengan  pernyataan bahwa nilai intrinsik dari aset finansial sama dengan nilai sekarang (present value) dari semua aliran tunai yang diharapkan diterima pemilik aset. Analis akan berupaya meramalkan saat dan besarnya aliran tunai dan mengkonversikannya menjadi sekarang dengan menggunakan tingkat diskon yang tepat.
Jika dihubungkan dengan saham, maka analis fundamental akan  meramalkan  pendapatan per saham berupa dividen, yang tentunya dipengaruhi oleh kondisi usaha dan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Jika nilai sesungguhnya  (true value) dari saham  tersebut dapat ditentukan, maka nilai tersebut akan diperbandingkan dengan harga pasar saham tersebut saat ini untuk melihat apakah saham tersebut telah dihargai dengan tepat.
Jika true value < harga pasar saat ini, maka nilai saham tersebut dikatakan over valued atau over priced.
Jika true value > harga pasar saat ini, maka nilai saham tersebut dikatakan under valued atau under priced.
Besarnya perbedaan nilai tersebut  merupakan informasi yang penting. Analis fundamental yakin bahwa harga  saham  tersebut yang tidak (belum) tepat akan dikoreksi oleh pasar (market) dimasa depan. Artinya, jika harga saham dinilai under valued, maka akan berpeluang mengalami kenaikan harga di masa datang. Dan sebaliknya, jika  harga saham dinilai over valued, maka akan berpeluang mengalami penurunan harga dimasa datang.
4.      Pembentukan portfolio yang optimal
Portfolio dapat diartikan sebagai sekumpulan investasi.
Pada tahap ini,  yang dilakukan adalah pemilihan (identifikasi) aset khusus mana yang dijadikan investasi dan menentukan alokasi/porsi dana untuk investasi tersebut untuk tiap aset investasi, masalah selektifitas, penentuan waktu (timing)  dan diversifikasi menjadi sangat krusial.
5.      Revisi portfolio
Revisi portfolio merupakan  pengulangan ke empat langkah  sebelumnya yang mungkin diperlukan sehubungan dengan perubahan pada salah satu atau beberapa langkah sebelumnya.
Sebagai contoh, investor mungkin mengubah tujuan investasinya, yang pada gilirannya akan membuat portfolio yang telah disusunnya menjadi tidak lagi optimal. Contoh lain adalah adanya kemungkinan perubahan harga sekuritas yang mana dulunya dinilai tidak menarik tapi karena adanya perubahan harga menjadi menarik (menguntungkan) untuk dimiliki.
6.      Evaluasi kinerja portfolio
Pada tahap ini investor melakukan penilaian  terhadap kinerja portfolio (performance) secara periodik, baik pada aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang tanggung.
Untuk tahap ini diperlukan adanya ukuran yang tepat tentang besaran return dan risiko yang dapat dijadikan acuan (standar).
The Risk/Return Tradeoff
Dalam  investasi, risiko dapat diartikan sebagai tidak tercapainya tingkat keuntungan (return) sebagaimana yang diharapkan. Tingkat risiko yang lebih besar akan  memberikan peluang  (possibility) yang lebih besar dalam menghasilkan  keuntungan yang lebih besar pula.
Hal ini disebut tradeoff, karena sebagian besar orang menginginkan keuntungan lebih besar tapi tingkat risiko yang lebih rendah.



No comments:

Post a Comment