RESIKO PENGANGGARAN MODAL
Perubahan Modal Kerja Bersih (Change
in net working capital) adalah kenaikan aktiva lancar yang diakibatkan
oleh proyek baru dikurangi dengan kenaikan kewajiban lancar yang terjadi secara
spontan. Evaluasi Proyek Capital
Budgeting.
Ø
Proyek
Perluasan Adalah proyek yang dimaksudkan untuk
meningkatkan penjualan.
Ø
Analisa
Arus Kas proyek perluasan
1.
Ikhtisar
pengeluaran investasi yang diperlukan untuk proyek.
2.
Analisis
arus kas setelah produksi dimulai.
3.
Mengambil
keputusan .
Tiga Resiko Proyek yang saling
berbeda
1.
Resiko
berdikari (Stand Alone Risk = SAR) Adalah resiko khusus dari suatu proyek (aktiva)
tanpa dikaitkan sama sekali dengan proyek aktiva lain yang mungkin dimiliki.
Resiko ini diukur dari variabilitas tingkat pengembalian yang diharapkan atas
aktiva/proyek tersebut.
2.
Resiko
di dalam perusahaan (Within firm risk atau corporate risk). Adalah resiko
diukur tanpa mempertimbangkan diversifikasi portofolio dari pemegang saham.
Resiko ini diukur dari variabilitas laba
perusahaan yang diabaikan oleh suatu
proyek tertentu.
3.
Resiko
pasar atau beta (Market or Beta risk) Adalah bagian resiko proyek yang
tidak dapat dieliminasi melalui
diversifikasi. Resiko ini diukur dengan koefisien beta proyek. Analisa resiko beta (pasar) dapat diukur dengan menggunakan CAPM dan SML yang menyatakan hubungannya dengan resiko.
Analisis Sensitivas
Adalah suatu teknik untuk menganalisa resiko dengan mengubah ubah
variabel-variabel kunci dan mengamati pengaruhnya terhadap NPV dan tingkat
pengembalian (laba). Jadi analisa sensivitas dapat memberikan wawasan yang
lebih mendalam dan bermanfaat atas tingkat resiko proyek. Analisis sensivitas
termasuk Stand Alone Risk.
Analisis ini dimulai dengan memprediksi
nilai-nilai yang dipakai untuk menghitung NPV seperti unit penjualan, harga
jual, biaya variable dan biaya modal. Kemudian terjadi “ What if” , bagaimana
NPV jika biaya naik atau turun 10% atau 20%
Contoh :
Proyek Cash inflow dengan estimate life 15 tahun dan discount
factor 10%.
Keterangan Proyek A ($000) B($000)
Initial outlays 20.000 20.000
Estimasi NCF
- Pesimis (3.000) 0
- Dasar/normal 4.000 4.000
- Optimis 5.000 8.000
Range 2.000 8.000
Dengan range cash flow proyek A dan
B, resiko proyek A lebih kecil dari proyek B, karena range hanya sebesar $2.000
atau $ 5.000-$ 3.000 dibanding proyek B =$ 8.000 atau $ 8.000- 0 .
Dicari NPV dengan “Dasar/normal
atau paling memungkinkan” .
NPVproyek A cash flow Pesimis.
NPV =
PV cash flow – PV investasi.
=
(CF x PVIFA10%,15) - $ 20.000
=
(3.000 x 7,606) - $ 20.000
=
$ 2.818
NPV proyek B cash flow pesimis
NPV =
PV cash flow – PV investasi
=
(CF x PVIFA10%, 15) - $ 20.000
=
(0 x 7,606) - $ 20.000
=
($ 20.000)
NPV Normal = (4.000 x 7,606)
- 20.000
=
$ 10.424
NPV Optimis proyek A = (5.000
x 7,606) - 20.000
= $ 18.030
NPV Optimis proyek B = 8.000
x 7,606
= $ 40.848
NPV masing-masing proyek pada
“Dasar-normal-atau memungkinkan”
NPV masing-masing proyek pada
“Dasar-normal-atau memungkinkan”
Kemungkinan NPV NPV
Cash flow proyek
A proyek
B
Pesimis 2.818 (20.000)
Normal 10.424 10.424
Optimis 18.030 40.848
Range 15.212 60.848
Dalam sentivity analysis ini bahwa NPV A $ 15.212 dan B $ 60.848, maka
resiko proyek B lebih besar dari proyek A.
Contoh lainnya yang lebih jelas:
Misalkan suatu perusahaan menerima
proposal investasi $ 2juta dengan umur 4 tahun tanpa nilai residu. Net Cash
Flow tahunan adalah berikut ini:
Income Net Cash
Statement Flow
Sales ( 2.000u X $ 3,5) 7.000 7.000
Variable cost 30% 2.100 2.100
Fixed cost 1.600 1.600
Depresiasi
500 --
EBT 2.800
Tax 40% 1.120 1.120
EAT 1.680
Net Cash Flow 2.180 2.180
Diasumsikan tingkat keuntungan yang diharapkan(expected
rate of return) 10%, maka
NPV = -2.000 + 2.180 + 2.180 + 2.180
+
2.180
(1,1)^1
(1,1)^2 (1,1)^3 (1,1)^4
= -2.000 +
2.180 + 2.180
+ 2.180 +
2.180
1,1 1,21 1,331
1,464
= -2.000 + 1.981,818 + 1.801,653 + 1.637,866 +
1.489,071
= -2.000 + 6.910,408
= 4.910,408
Proyek ini diterima . Bagaimana
resikonya? Jika variabel-variabel yang digunakan mengalami perubahan, maka
akibatnya perubahan terjadi kepada NPV. karena
kenaikan/penurunan penjualan,
harga per unit berubah, dan biaya-biaya juga berubah. Perubahan ini
mengakibatkan “sensitivas” bagi perusahaan.
Umumnya manajemen dihadapkan
kepada pesimis, normal (diharapkan) dan
optimis, yang dapat digambarkan berikut ini:
Parameter
Pesimis Normal optimis
Unit terjual 1.900
2.000
2.100
Harga/unit/$ $
3,40 3,50 $ 3,60
Variable cost 30% ..…> dari …..> sales
Fixed cost $ 1.650 1.600 1.550
Investasi awal $ 2.200 2.000 1.800
Kalau perusahaan berpendapat kepada
pemikiran pesimis maka NCF dan NPV dapat dicari.
Income
statement NCF
Sales(1900u x $3,4) 6.460 6.460
V.Cost(30% x $6.460) 1.938 1.938
Fixed cost 1.650 1.650
Depresiasi($2.200/4thn) 550
EBT 2.322
Tax(40% x $2.455) 989 989
EAT 1.393
NCF 1.883 1.883
NPV = -2.200 + 1.883 + 1.883
+
1.883 + 1.883
(1,1)^1
(1,1)^2 (1,1)^3 (1,1)^4
= -2.200 + 1.883
+
1.883 + 1.883 + 1.883
1,1 1,21 1,331
1,464
= -2.200 + 1.711,818 + 1.556,198 + 1.414.726 +
1.286,202
= -2.200 + 5.968,944
= 3768,944
Dengan adanya perubahan variabilitas
dari normal ke pesimis, maka NPV berubah secara drastis sebesar $ 4.910,408 - $
3768,944 = $ 1141,464, hal ini merupakan “sensitive” untuk penurunan
NPV tersebut.
Jika biaya variable meleset sedikit
dari prediksi, akibatnya NPV turun drastis. Jadi setiap perubahan dalam
variabal-variabel yag terjadi pada perusahaan mengalami “sensitivitas”. Kalau
dicari untuk terbaik optimis maka NPV hasilnya.
* Analisis Skenario (Scenario analysis)
Adalah tehnik untuk menganalisa
resiko dengan membandingkan situasi yang paling memungkinkan atas skenario
dasar (semacam situasi normal) dengan keadaan yang “baik” dan “buruk”.
Atau disebut juga suatu tehnik
analisis resiko yang mempertimbangkan baik sensitivas NPV terhadap perubahan
variabel-variabel kunci maupun rentangan (range) dari nilai-nilai variabel yang
sangat menguntungkan.
Dalam analisis skenario probabilitas karena rantangan nilai yang paling
memungkiankan bagi variable-variabel
tercermin dalam distribusi probabilitas.
Analisis Skenario dan NPV yang
diharapkan
Contoh:
Hasil analisis skenario sangat
berguna untuk menentukan NPV yang diharapkan, deviasi standar dari NPV, dan
koefisien varians (CV). Untuk mengestimasi ketiga skenario tersebut dinyatakan
p1 (probabilitas).
Kita pergunakan data dari analisis
sensivitas dan diadakan probabilitas untuk parameter terburuk/pesimis, normal
(nilai dasar) dan terbaik/optimis. Analisis skenario dapat dihitung seperti
Skenario Probabiltas
Sales/U Price/$ NPV/$
Terburuk 25% 1.900 3,4 3.768,944
Normal 50% 2.000 3,5 4.910,408
Terbaik 25% 2.100 3,6 5.887,036
Tiga jenis analisis skenario
1.
Skenario
terburuk (Worst case scenario) Adalah keadaan dimana untuk semua variabel
masukan diberikan nilai terburuk berdasarkan perkiraan yang wajar.
2.
Skenario
terbaik (Best case scenario) Adalah keadaan dimana untuk semua variabel masukan diberikan nilai terbaik berdasarkan
perkiraan yang wajar.
3.
Skenario
dasar (Base scenario) Adalah
keadaan dimana untuk semua variabel diberikan nilai yang paling menguntungkan.
Analisis Simulasi (Monte Carlo)
Analisis Proyek–Proyek dengan umur
berbeda
Jika suatu proyek mandiri, umur
proyek tidak penting, tetapi jika proyek itu umurnya dan aliran kas masuk tidak
sama dan saling bersaing meniadakan maka untuk menghitung NPV, maka proyek
tersebut diulang hingga mempunyai masa akhir yang sama (asumsi proyek tidak
unik).
Pendekatan untuk mengevaluasi proyek
yang umurnya tidak sama dapat juga dilakukan dengan “Annualized NPV Approach =
ANPV)” yaitu suatu tehnik pendekatan untuk perhitungan NPV sekarang tahunan
untuk dua atau lebih proyek yang bersaing menyediakan, ANPA sama dengan EAS =
Equivalent Annual Series (seri anuitas seragam).
Contoh :
PT Mulia Tio mempunyai dua proyek
yaitu proyek A dengan nilai investasi $ 130.000 dan proyek B dengan nilai
investasi & 150.000. Biaya modal
ditetapkan 10%.
Aliran Kas Masuk dan umur proyek
adalah sbb:
_____________________________________________________________
Aliran Kas Masuk
(Net Cash In Flow)
Tahun
----------------------------------------------------------------
Proyek
A Proyek B
_____________________________________________________________
1 $
64.000 $ 80.000
2
66.000
60.000
3
76.000
50.000
4
---
40.000
5
---
30.000
6
---
20.000
PV Proyek A (dicari dengan df/biaya
modal 10%) = $
39.768
PV proyek B = $
67.060
Bila tidak memperhatikan umur dari
kedua proyek tersebut, maka yang lebih baik dan menarik adalah proyek B.
Tetapi kedua proyek ini berbeda umur
maka dicari Annualized NPV :
Langkah 1:
PV proyek A = $ 39.768, poryek B = $ 67.060, disini
Tidak diperhatikan faktur
umur proyek tersebut.
Langkah 2 :
ANPV Proyek A = NPV/ PFIFA (10%) ,3 thn
= $ 39.768/ 2,487 = $
15.990
ANPV Proyek B = $ 67.060
/ 4,355 = $ 15.398
Langkah 3: Dengan
memperhatikan perhitungan pada langkah
kedua maka proyek A lebih
menarik daripada proyek
B. Proyek A dan B adalah
proyek bersaing
meniadakan satu sama
lain, sehingga proyek B
direkomendasikan untuk
dilaksanakan dari metode
proyek-proyek umur
berbeda.
Capital Asset Pricing Model ( CAPM)
Seperti dibahas pada pertemuan
sebelumnya maka CAPM dalam pertemuan ini dibahas lebih lanjut. CAPM dirumuskan
oleh dua orang yang bekerja secara independen yaitu William Sharpe (1964) dan
John Lintner (1965). William Sharpe mendapat “ hadiah Nobel” untuk jasanya tahun 1990.
> Short Sales
Dalam asumsi CAPM perlu mendapat
perhatian adalah “ short sales
yaitu penjualan asset yang dipinjam. “Short sales”
dilakukan jika perusahaan mengantisipasi penurunan harga. Contohnya: harga
saham saat ini $1.000/lbr, kemudian diantisipasi penurunan harga. Saat ini,
perusahaan mempunyai saham tsb. Kita dapat meminjam saham tersebut (dari
broker/makelar kita), kemudian kita jual. Perusahaan menerima uang $1.000.
Seminggu kemudian, harga saham benar-benar turun menjadi $ 900/share. Dan
perusahaan mengembalikan saham yang sudah dijual . Dan perusahaan membeli saham
tsb.dari pasar dengan harga $ 900 yang berarti
ada kas keluar $ 900.Keuntungan bersih diperoleh perusahaan adalah $ 100. Jika harga terus naik, berarti
perusahaan akan menderita resiko kerugian yang semakin besar.
Mengukur resiko adalah merupakan
yang tidak mudah, karena banyak faktor yang
diperhatikan. Salah satu model yang banyak digunakan adalah CAPM. CAPM Adalah model yang didasarkan pada dalil bahwa tingkat pengembalian yang
disyaratkan atas setiap saham atau sekuritas sama dengan tingkat
pengembalian bebas resiko
ditambah dengan premi resiko sekuritas
yang bersangkutan, di mana resiko yang dimaksud
di sini mercerminkan adanya diversifikasi.
CAPM menentukan tingkat keuntungan minimum yang disyaratkan atau minimum required rate of return dari
investasi asset yang berisiko dan trade
off resiko. CAPM menjelaskan keseimbangan antara tingkat resiko yang sistematis dan tingkat keuntungan yang diisyaratkan sekuritas portfolio. Konsep
CAPM berdasarkan pada asumsi pasar modal adalah efisien dan semua aset dapat
dibagi-bagi secara sempurna (perfectly
divisible) dan likuid diperjual belikan setiap asset. Artinya para investor
dapat melakukan diversifikasii hingga satuan terkecil dan dapat melakukan jual beli sekuritas setiap saat. Hal ini telah dibahas
sebelumnya.
Hubungan antara risiko dengan
tingkat pengembalian yang berhubungan dengan CAPM, Market Risk Premium (MRP
atau RPM) dan Security Market Line (SML).
Market Risk Premium
Adalah tambahan pengembalian di atas tingkat pengembalian yang bebas resiko sebagai kompensasi bagi
investor karena menanggung tingkat resiko rata-rata.
Security Market Line (SML)
Adalah garis yang memperlihatkan hubungan diantara risiko, tang diukur dengan beta dan tingkat pengembalian yang disyaratkan dari masing-masing saham.
Contoh:
Spencer Coy menghendaki saham rata-rata menghasilkan tingkat
pengembalian yang disyaratkan sebesar 13%. Tingkat pengembalian bebas risiko
(kRF) sebesar 9%, premi risiko pasar 4%,
koefisien beta b1= 0,5, RPm = (km-
kRP) =4% atau premi bebas pasar, dan RP1
= 2%. Dengan rumus hal ini
dinyatakan RP 1= (kM – kRP) b1
Premi Risiko Saham 1 = RP1 =(RPM)n1
= 4% (0,5)
= 2%.
SML = k1= kRF + ( kM – kRP) b1
= kRF + (RPM(b1
= 9% + 4 %(0,5)
= 11%
Kalau saham ada 2
dengan b1=2, maka hal ini risikonya lebih besar dari saham 1, dan
tingkat pengembalian disyaratkan darinya :
k1 = 9% + 4% (2) = 17%.
Saham rata –rata atau dengan risiko sedang , dimana b1=1, dan tingkat pengembalian
diharapkan 13% atau sama dengan tingkat
pengembalian pasar, maka kA 9%+ 4%(1) = 13% = kM