Thursday, December 18, 2014

istilah di pasar modal

Istilah di Pasar Modal Indonesia
 
1.      Anggota Bursa Efek adalah Perantara Pedagang Efek yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam dan mempunyai hak untuk mempergunakan sistem dan atau sarana Bursa Efek sesuai dengan peraturan Bursa Efek.
2.    Biro Administrasi Efek adalah Pihak yang berdasarkan kontrak dengan Emiten melaksanakan pencatatan pemilikan Efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan Efek.
3.    Bursa Efek adalah Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak-Pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di antara mereka.
4.      Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.
5.    Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum.
6.    Informasi atau Fakta Material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga Efek pada Bursa Efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau Pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.
7.    Kustodian adalah Pihak yang memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.
8.      Lembaga Kliring dan Penjaminan adalah Pihak yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa.
9.    Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian adalah Pihak yang menyelenggarakan kegiatan Kustodian sentral bagi Bank Kustodian, Perusahaan Efek, dan Pihak lain.
10. Manajer Investasi adalah Pihak yang kegiatan usahanya mengelola Portofolio Efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
11. Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.
12.  Penasihat Investasi adalah Pihak yang memberi nasihat kepada Pihak lain mengenai penjualan atau pembelian Efek dengan memperoleh imbalan jasa.
13.  Penawaran Umum adalah kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya.
14. Penitipan Kolektif adalah jasa penitipan atas Efek yang dimiliki bersama oleh lebih dari satu Pihak yang kepentingannya diwakili oleh Kustodian.
15. Penjamin Emisi Efek adalah Pihak yang membuat kontrak dengan Emiten untuk melakukan Penawaran Umum bagi kepentingan Emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa Efek yang tidak terjual.
16. Perantara Pedagang Efek adalah Pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli Efek untuk kepentingan sendiri atau Pihak lain.
17. Pernyataan Pendaftaran adalah dokumen yang wajib disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar Modal oleh Emiten dalam rangka Penawaran Umum atau Perusahaan Publik.
18.  Perusahaan Efek adalah Pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan atau Manajer Investasi.
19. Perusahaan Publik adalah Perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
20. Pihak adalah orang perseorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi, atau kelompok yang terorganisasi.
21. Portofolio Efek adalah kumpulan Efek yang dimiliki oleh Pihak.
22. Prinsip Keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan Emiten, Perusahaan Publik, dan Pihak lain yang tunduk pada Undang-undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh Informasi Material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap Efek dimaksud dan atau harga dari Efek tersebut.
23. Prospektus adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan Penawaran Umum dengan tujuan agar Pihak lain membeli Efek.
24. Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer Investasi.
25. Transaksi Bursa adalah kontrak yang dibuat oleh Anggota Bursa Efek sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh Bursa Efek mengenai jual beli Efek, pinjam meminjam Efek, atau kontrak lain mengenai Efek atau harga Efek.
26. Unit Penyertaan adalah satuan ukuran yang menunjukkan bagian kepentingan setiap Pihak dalam portofolio investasi kolektif.

27. Wali Amanat adalah Pihak yang mewakili kepentingan pemegang Efek yang bersifat utang.

pengertian pasar uang

  Pasar Uang (money market)
Pasar Uang adalah  pasar (mekanisme) dimana instrumen keuangan jangka pendek  (short term) diperdagangkan. Instrumen pasar uang merupakan sekuritas yang mempunyai jatuh tempo (maturity) satu tahun atau kurang  dan biasanya sangat mudah untuk diperdagangkan  (highly marketable). Sebagian besar dari instrumen pasar uang  yang diperdagangkan memiliki denominasi (nilai) yang sangat besar sehingga jarang sekali dapat diperdagangkan oleh investor individual.
Instrumen Keuangan yang diperdagangkan  di Pasar Uang
Beberapa instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar uang internasional adalah sbb:
a)    US Treasury Bills (T-Bills)
T-Bills adalah  sekuritas yang diterbitkan oleh Pemerintah Federal AS dengan masa jatuh tempo  berkisar antara 30 hari s/d 1 tahun.
Sekuritas ini ditawarkan dengan nilai diskon, sehingga yield-nya (keuntungan) adalah  perbedaan antara harga penerbitan (issuing price) yang didiskon dengan harga nominal  (face value) pada saat jatuh tempo, atau dengan harga pasar jika T-Bills dijual dalam sebelum jatuh tempo.
Dalam prakteknya, T-Bills dijual dengan denominasi terkecil US$ 10,000 dan biasanya dijual dalam denominasi yang lebih besar.
b)    Certificate of Deposit (CDs)
CDs merupakan bentuk bukti deposit (simpanan) yang dikeluarkan  oleh Bank dan dapat diperjualbelikan di pasar sekunder. CDs diterbitkan dengan masa jatuh tempo tertentu dan umumnya dijual dengan denominasi terkecil US$ 10,000
c)    Bankers Acceptance (BA)
BA  diadakan untuk membiayai barang-barang yang sudah dibeli tapi belum dikirimkan dari penjual kepada pembeli. Pembeli berjanji untuk membayarkan sejumlah  uang kepada penjual pada periode tertentu, misalkan 90 hari.
Pihak Bank dapat memberikan kredibilias atas jani tersebut dengan mengaksep (accept), dalam artian pihak Bank menyatakan  kesediaan akan membayar jika pembeli  ternyata ingkar janji (default).
d)    Commercial Paper (CP)
CP merupakan surat utang tanpa jaminan (unsecured debt) jangka pendek yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan atau lembaga keuangan.
Laku tidaknya sebuah CP tergantung dari rating perusahaan yang menerbikannya. Umumnya perusahaan yang mempunyai rating excellent (AAA grade) akan sangat mudah dipasarkan dan diperjualbelikan. CP dijual dengan sistem diskon oleh perusahan penerbit kepada dealer dengan masa jatuh tempo berkisar 30 – 270 hari.
e)    Repurchase Agreement (Repo)
Repo merupakan kontrak dimana sebuah instrumen investasi dijual dengan kesepakatan akan dibeli kembali oleh penjual di kemudian hari. Pada umumnya Repo diperdagangkan dalam jangka waktu yang sangat pendek, berkisar 1 – 14 hari.
Hasil (yield) dari repo adalah selisih dari harga penjualannya dengan harga pembeliannya kembali dari sekuritas yang bersangkutan. Sekuritas  yang sering dipergunakan  dalam repo adalah obligasi pemerintah seperti T-Bills.


Adapun instrumen keuangan/sekuritas yang diperdagangkan di pasar uang adalah :
f)     Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
SBI merupakan salah satu alat pengendali moneter yang dipergunakan oleh Bank Indonesia dalam Operasi Pasar Terbuka (OPT) yang tujuannya untuk mengatur jumlah uang beredar di masyarakat.
Jika BI ingin mengurangi (kontraksi) jumlah uang beredar, maka SBI akan dijual kepada publik, sebaliknya jika BI menambah (ekspansi) jumlah uang yang beredar, maka SBI akan dibeli dari publik.
Penjualan SBI dilakukan dengan sistem lelang dan yield-nya adalah diskonto antara harga lelang dengan harga nominal SBI.
g)    Sertifikat Berharga Pasar Uang (SBPU)
SBPU juga mempunyai fungsi moneter disamping fungsi likuiditas bagi dunia usaha, terutama perbankan. Bank-bank yang memerlukan likuidasi dapat menjual SBPU.
Bagi bank yang mengalami kesulitan likuiditas yang disediakan fasilitas repo terhadap SBPU oleh BI, dimana bank yang bersangkutan menerbitkan SBPU yang kemudian dijual ke BI dengan janji untuk membelinya kembali dalam tempo tertentu (biasanya 7 hari).
h)    Sertifikat Deposito
i)     Commercial Paper (aksep dan promes)
Instrumen ini tidak terlalu berkembang karena keterbatasan rating agency, pasar terlalu likuid dan masih lemahnya mekanisme hukum yang mendasarinya.
Mekanisme Perdagangan di Pasar Uang
Sebagian besar transaksi di pasar uang dilakukan pada “Over The Counter Market” (OTC), kecuali pasar primer untuk T-Bills.
Transaksi pasar uang pada umumnya dilakukan melalui telepon dan mayoritas transaksi tersebut sebagian besar dilakukan oleh perusahaan dan lembaga finansial yang besar.karena tujuan utama dari pasar uang adalah  untuk menyediakan dana jangka pendek yang lancar (likuid) maka sistem transaksi yang cepat dan efisien merupakan hal yang sangat penting.
Customer
Dealers
Transfer to
Put order by phone

excecute

bank’s customer


Pasar OTC tidak menyebutkan suatu definisi “tempat”, tetapi lebih merupakan “kumpulan” para pedagang yang saling  terkait satu sama linnya dalam memperdagangkan sekuritas tertentu. Mereka terhubungan satu sama lainnya dengan menggunakan jaringan sistem elektronik.

proses investasi

Proses Investasi
Secara umum, proses investasi adalah sebagai berikut:
1.      Penentuan tujuan (kebijakan) investasi
Pada tahap ini, investor perlu mengetahui  apakah yang menjadi tujuan (kebutuhan) sebenarnya dari kegiatan  investasinya. Selain itu juga ditentukan berapa dana yang akan ditanamkan dalam investasi tersebut, dan berapa lama dana tersebut ditanamkan (time horizone).
Karena terdapat hubungan yang positif antara risiko dan return untuk strategi investasi, maka  yang tepat bagi seorang  investor adalah menyatakan  tujuannya untuk memperoleh keuntungan  tertentu dengan memahami bahwa  ada kemungkinan terjadinya kerugian. Tujuan investasi seharusnya dinyatakan  dalam return maupun risiko.
Seorang bapak dengan tiga orang anak, mungkin akan menginvestasikan  sebagian  gajinya untuk ditabung atau didepositokan  sehingga pada belasan tahun berikutnya dapat menyediakan kebutuhan  dana pendidikan anak-anaknya.
Lain halnya dengan seorang manajer muda yang memiliki  gaji tinggi dan setelah mencukupi segala kebutuhan memiliki sisa dana kas yang besar. Tujuan investasinya mungkin untuk meningkatkan nilai kekayaannya dalam jangka pendek dengan jalan membeli saham di Bursa Efek.
2.      Penentuan tingkat risiko yang dapat diterima
Pada tahap ini, investor harus menentukan berapa besar tingkat risiko yang dapat ditolerir (acceptable risk) sehubungan dengan investasi yang dilakukannya.
Seseorang yang cenderung bersifat menghindari risiko (risk averse) tentunya  akan memilih risiko  yang minim dengan konsekuensi mendapatkan tingkat keuntungan yang  relatif lebih rendah. Mereka  memilih jenis investasi yang relatif aman, seperti Deposito, Surat Utang Negara, Sertifikat Bank Indonesia, dll
Seseorang yang cenderung bersifat berani mengambil risiko (risk taker)  akan memilih jenis investasi yang berisiko tinggi asalkan juga menghasilkan tingkat  keuntungan yang tinggi pula. Contoh investasi ini adalah saham. Pengukuran tingkat risiko merupakan analisis yang cukup rumit.
Beberapa risiko yang ditakutkan orang ketika akan melakukan investasi, yaitu :
a)      Penurunan Nilai Investasi
b)      Likuiditas atau Sulitnya Produk Investasi itu Dijual
c)      Return Investasi Tidak Sebesar Kenaikan Harga Barang dan Jasa
3.      Analisis Sekuritas
Pada tahap ini dilakukan analisis dan perhitungan tingkat risiko dan keuntungan dari masing-masing jenis aset investasi  yang dipertimbangkan. Hasil dari analisis tersebut berupa identifikasi kategori potensial dari aset yang akan mwnjadi masukan pada tahap berikutnya dalam membentuk portfolio yang optimal.
Analisis yang sering dilakukan pada tahap ini  adalah analisis sekuritas, yang meliputi penilaian terhadap  sekuritas secara individual (atau kelompok sekuritas) yang tujuannya mengidentifikasikan sekuritas yang harganya tidak tepat (misprice), baik overvalue/overprice maupun undervalue/underprice dibandingkan  nilai sesungguhnya (true value).
Analisis sekuritas dilakukan melalui analisis teknis dan/atau analisis fundamental.
Analisis Teknis dilakukan melalui studi harga pasar saham dalam upaya meramalkan gerakan  harga saham pada masa mendatang. Harga pasar tersebut dianalisis untuk menentukan  tren/pola harganya. Dengan mengidentifikasi pola yang muncul, analis berharap dapat meramalkan dengan tepat gerakan  harga pada masa depan.
Analisis Fundamental dilakukan melalui analisis atas informasi laporan keuangan suatu perusahaan dimulai dengan  pernyataan bahwa nilai intrinsik dari aset finansial sama dengan nilai sekarang (present value) dari semua aliran tunai yang diharapkan diterima pemilik aset. Analis akan berupaya meramalkan saat dan besarnya aliran tunai dan mengkonversikannya menjadi sekarang dengan menggunakan tingkat diskon yang tepat.
Jika dihubungkan dengan saham, maka analis fundamental akan  meramalkan  pendapatan per saham berupa dividen, yang tentunya dipengaruhi oleh kondisi usaha dan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Jika nilai sesungguhnya  (true value) dari saham  tersebut dapat ditentukan, maka nilai tersebut akan diperbandingkan dengan harga pasar saham tersebut saat ini untuk melihat apakah saham tersebut telah dihargai dengan tepat.
Jika true value < harga pasar saat ini, maka nilai saham tersebut dikatakan over valued atau over priced.
Jika true value > harga pasar saat ini, maka nilai saham tersebut dikatakan under valued atau under priced.
Besarnya perbedaan nilai tersebut  merupakan informasi yang penting. Analis fundamental yakin bahwa harga  saham  tersebut yang tidak (belum) tepat akan dikoreksi oleh pasar (market) dimasa depan. Artinya, jika harga saham dinilai under valued, maka akan berpeluang mengalami kenaikan harga di masa datang. Dan sebaliknya, jika  harga saham dinilai over valued, maka akan berpeluang mengalami penurunan harga dimasa datang.
4.      Pembentukan portfolio yang optimal
Portfolio dapat diartikan sebagai sekumpulan investasi.
Pada tahap ini,  yang dilakukan adalah pemilihan (identifikasi) aset khusus mana yang dijadikan investasi dan menentukan alokasi/porsi dana untuk investasi tersebut untuk tiap aset investasi, masalah selektifitas, penentuan waktu (timing)  dan diversifikasi menjadi sangat krusial.
5.      Revisi portfolio
Revisi portfolio merupakan  pengulangan ke empat langkah  sebelumnya yang mungkin diperlukan sehubungan dengan perubahan pada salah satu atau beberapa langkah sebelumnya.
Sebagai contoh, investor mungkin mengubah tujuan investasinya, yang pada gilirannya akan membuat portfolio yang telah disusunnya menjadi tidak lagi optimal. Contoh lain adalah adanya kemungkinan perubahan harga sekuritas yang mana dulunya dinilai tidak menarik tapi karena adanya perubahan harga menjadi menarik (menguntungkan) untuk dimiliki.
6.      Evaluasi kinerja portfolio
Pada tahap ini investor melakukan penilaian  terhadap kinerja portfolio (performance) secara periodik, baik pada aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang tanggung.
Untuk tahap ini diperlukan adanya ukuran yang tepat tentang besaran return dan risiko yang dapat dijadikan acuan (standar).
The Risk/Return Tradeoff
Dalam  investasi, risiko dapat diartikan sebagai tidak tercapainya tingkat keuntungan (return) sebagaimana yang diharapkan. Tingkat risiko yang lebih besar akan  memberikan peluang  (possibility) yang lebih besar dalam menghasilkan  keuntungan yang lebih besar pula.
Hal ini disebut tradeoff, karena sebagian besar orang menginginkan keuntungan lebih besar tapi tingkat risiko yang lebih rendah.



manajemen investasi

Manajemen Investasi
Definisi Investasi

Definisi Investasi
Invesment  = postponed consumtion
Secara sederhana, Investasi dapat diartikan sebagai konsumsi yang ditunda untuk mendapatkan manfaat dimasa mendatang.
Sebagai contoh sederhana  adalah dana pensiun hari tua. Seseorang  yang menginginkan untuk mendapatkan manfaat dana pensiun di masa tua akan merelakan gajinya untuk dipotong guna penyediaan dana pensiunnya.
Sama halnya dengan seseorang membeli saham atau obligasi suatu perusahaan. Orang tersebut membeli saat ini dengan tujuan untuk mendapatkan manfaat lebih dari pembelian  saham atau obligasi tersebut (capital gain, dividen, bunga obligasi).
Pada dasarnya seseorang mau melakukan investasi, investasi tersebut harus mampu memberikan manfaat atau tingkat keuntungan (required rate of return) yang cukup bagi investornya. Dengan tingkat keuntungan tersebut, investor yang bersangkutan akan dapat meningkatkan kemampuan konsumsinya di masa mendatang.
Contoh:
A memiliki dana Rp. 1 juta dan berminat untuk menginvestasikan dengan tingkat keuntungan (rate of return) sebesar 6% per tahun. Diasumsikan  tingkat inflasi 3% per tahun dan belum ada risiko lain yang diperhitungkan.
Pada akhir  tahun pertama, Dana A akan meningkat menjadi  Rp. 1.060.000,- secara sederhana, hal ini menunjukkan bahwa pada akhir tahun pertama setelah investasi, A akan memiliki dana yag lebih besar dibanding dana sebelum investasi, yang dapat digunakan untuk konsumsi di masa mendatang.
Contoh di atas belum membicarakan  risiko. Pengertian investasi juga mengandung dua atribut yang melekat : risiko dan waktu. Pengeluaran untuk suatu investasi dilakukan sekarang dan hal itu pasti. Namun hasil dari investasi akan  dinikmati kemudian hari dan besarnya belum pasti. Sehingga dalam investasi, risiko merupakan salah satu hal pokok yang harus dipertimbangkan. Contohnya adalah risiko inflasi.
Jika inflasi dipertimbangkan (3%), maka tingkat rate of return yang riil dari contoh di atas adalah sebesar (6%-3%) = 3%.
Tingkat keuntungan sebenarnya (real rate of return) = nominal rate – inflation rate.

Aset Investasi : Secara umum aset investasi dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu aset riil dan aset finansial (keuangan) yang sering dipersamakan sebagai sekuritas. Aset Riil dapat berupa  tanah, bangunan, mesin, dll, Sedangkan aset finansial berupa saham, obligasi, surat utang, dll.


Saturday, June 28, 2014

pengertian investasi

INVESTASI
Investasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh sutu entitas untuk mengkonversi suatu aktiva (sumberdaya) dengan aktiva lainnya dengan maksud untuk memanfaatkan dana yang menganggur, spekulasi, menguasai entitas lain (kepemilikan), memperoleh pendapatan tetap melalui bunga atau dividen, atau menjamin ketersediaan bahan baku untuk operasi perusahaan yang bisa disediakan oleh entitas lainnya.
Investasi yang paling umum dilakukan dalam entitas bisnis adalah:
  1. Investasi dalam  obligasi (sekuritas hutang)
  2. Investasi dalam saham (sekuritas ekuitas)

I. INVESTASI DALAM SEKURITAS HUTANG
Untuk maksud akuntansi dan pelaporan, investasi dalam sekuritas hutang dapat dikelompokkan atas:
  1. Sekuritas hutang yang dipegang sampai jatuh tempo (Held-to-maturity)
  2. Sekuritas hutang yang siap dijual kapan saja (Available for sale)
  3. Sekuritas hutang perdagangan (Trading Securities)
Sekuritas hutang yang dipegang sampai jatuh tempo (Held to Maturity) dan yang siap dijual kapan saja (Available for sale) disajikan pada neraca sebagai Investasi (lancar maupun tidak lancar). Sedangkan sekuritas hutang perdagangan disajikan sebagai kas dan setara kas. Perbedaan penyajian terjadi karena sekuritas perdagangan memang dikususkan untuk mengambil keuntungan dari kenaikan atau penurunan harga obligasi di pasaran (spekulasi).

Perlakuan akuntansi dan pelaporan
1)Keuntungan dan kerugian yang belum terealisasi
SEKURITAS HUTANG YANG DIPEGANG SAMPAI JATUH TEMPO (HELD-TO-MATURITY)
PT. Ramase membeli obligasi PT. Ester senilai Rp.800.000, 8% pada tanggal 3 januari 2003. Bunga  efektif 10%. Obligasi jatuh tempo  3 January 2008. Bunga diterima setiap 3 januari dan 3 juli setiap tahun.
PT. Ramase membayar:
PT. Ramase mencatat 3/1-2003:

Pada saat menerima bunga 1 juli 2003

Keterangan:
A. Kas diterima (Pendapatan bunga yang diterima) = 8% x 6/12 x 800.000= Rp.32.000
B. Pendapatan bunga = 10% x Nilai terbawa (Carrying Amount). Misalnya per 3/7/2003 pendapatan bunga= 10% x 6/12 x Rp.738.226= Rp.36.911
C. Amortisasi diskonto = Bunga diterima – Pendapatan. Misalnya: per 03/07/2003 amortisasi diskonto sebesar Rp.32.000 – Rp. 36.911 = Rp. 4.911
D. Nilai terbawa (Carrying Amount) obligasi = nilai terbawa awal + amortisasi. Misalnya: per 03/07/05 nilai terbawa obligasi = 738.2236 + 4.911 = 743.137.

03/07/03 Mencatat penerimaan bunga:
03/07/2003 Mencatat Amortisasi diskonto obligasi

Per 31 Desember 2003, PT. Ramase harus melakukan penyesuaian atas pendapatan bunga (Accrued Interest  Income) dan amortisasi diskonto:
Per 31 Desember 2003, Neraca PT. Ramase menunjukkan saldo berikut:
Pada tanggal 03/01/2008, PT. Ramase menerima  pelunasan obligasi dari PT. Ester, maka dicatat:

Ayat jurnal untuk amortisasi tidak dibuat karena sudah dilakukan pada waktu menyesuaikan akun per tanggal 31 desember 2007. Pendapatan juga telah diakui pada 31 desember 2007 melalui ayat jurnal penyesuaian.

SEKURITAS HUTANG YANG SIAP DIJUAL KAPAN SAJA (AVAILABLE FOR SALE)
  1. Investasi sekuritas hutang yang siap dijual kapan saja dilaporkan pada nilai wajarnya (Fair Value).
  2. Keuntungan dan kerugian berkaitan dengan perubahan dalam nilai wajar sekuritas hutang dicatat pada akun keuntungan/ kerugian yang belum terealisasi (unrealized holding gain or loss). Akun ini dilaporkan sebagai laba komprehensif lainnya (Other Comprehensive Income) sebagai komponen dari Ekuitas Pemegang Sahan (Stockholder’s Equity).
  3. Perubahan dalam nilai wajar tidak dilaporkan  sebagai bagian dari penghasilan (laba) bersih sampai sekuritas tersebut dijual.
Contoh:
Sekuritas Tunggal:
Contoh:
PT. Ramase membayar:
PT. Ramase mencatat 3/1-2003:


Pada saat menerima bunga 1 juli 2003

Keterangan:
A. Kas diterima (Pendapatan bunga yang diterima) = 10% x 6/12 x 800.000= Rp.40.000
B. Pendapatan bunga = 10% x Nilai terbawa (Carrying Amount). Misalnya per 3/7/2003 pendapatan bunga= 10% x 6/12 x Rp.864.887 = Rp.34.595
C. Amortisasi premi = Bunga diterima – Pendapatan. Misalnya: per 03/07/2003 amortisasi diskonto sebesar Rp.40.000 – Rp. 34.595 = Rp. 5.405
D. Nilai terbawa (Carrying Amount) obligasi = nilai terbawa awal - amortisasi. Misalnya: per 03/07/05 nilai terbawa obligasi = 864.887 – 5.405

03/07/03 Mencatat penerimaan bunga:
03/07/2003 Mencatat Amortisasi premi obligasi


Per 31 Desember 2003, PT. Ramase harus melakukan penyesuaian atas pendapatan bunga (Accrued Interest  Income) dan amortisasi diskonto:
Per 31 Desember 2003, PT. Ramase juga harus melakukan penilaian atas nilai wajar sekuritas berdasarkan harga pasar obligasi. Misalnya nilai wajar obligasi per 31 desember 2003 senilai Rp.850.000, maka selisih nilai terbawa (carrying value) Rp.853.862 dengan nilai wajar sebesar Rp. 850.000 sebesar Rp. 3.862 diatas nilai wajar. Penyesuaian menuju nilai wajar harus dilakukan oleh PT. Ramase:
Akun keuntungan dan kerugian yang tidak direalisasi (Unrealized holding gain or loss) disajikan pada sisi stockholder’s equity (ekuitas pemegang saham) di neraca, sedangkan akun penyesuaian atas nilai wajar sekuritas (Securities fair value adjustment) merupakan pengurang akun investasi- sekuritas hutang siap dijual/Available for sale securities (contra account).
Portofolio Dari Sekuritas Hutang
Contoh:
PT. Ramase, selain memiliki obligasi PT. Ester, juga memiliki obligasi PT. Anaconda:
Penyesuaian atas nilai wajar sekuritas hutang siap dijual:
SEKURITAS PERDAGANGAN (TRADING SECURITIES/MARKETABLE SECURITIES
  1. Sekuritas perdagangan dipegang  dengan maksud untuk menjual kembali pada periode yang singkat. Sekuritas perdagangan digunakan untuk menghasilkan laba dari perbedaan harga (spekulasi). Periode memegang sekuritas tidak melebihi 3 bulan, bahkan harian atau jam.
  2. Sekuritas ini dilaporkan pada nilai wajar. Keuntungan atau kerugian sebagai akibat penilaian atas nilai wajar diperlakukan sebagai bagian dari penghasilan (laba) neto. Ayat jurnal penyesuaian untuk nilai wajar sama dengan Sekuritas Hutang Siap Jual; (Available-for-sale)
  3. Diskon atau premi tidak diamortisasi.
Contoh PT. Ramase:
PT. Ramase membeli obligasi PT. Ester senilai Rp.800.000, 10 % pada tanggal 3 januari 2005. Bunga  efektif 8%. Obligasi jatuh tempo  3 January 2008. Bunga diterima setiap 3 januari dan 3 juli setiap tahun.
PT. Ramase mencatat 3/1-2003:



II. INVESTASI DALAM SEKURITAS EKUITAS
  1. Sekuritas ekuitas adalah sekuritas yang menunjukkan kepemilikan pada suatu entitas atas saham biasa, saham preferen atau modal saham lainnya.
  2. Sekuritas ekuitas termasuk juga hak untuk memperoleh atau melepas kepentingan kepemilikan pada harga kesepakatan, misalnya waran, atau opsi right dan call.
  3. Obligasi yang bisa dikonversi atau saham preferen yang dapat ditebus tidak diklasifikasikan sebagai sekuritas ekuitas.
  4. Sekuritas dicatat pada kos pembelian sekuritas. Kos pembelian sekuritas ekuitas termasuk: harga pembelian, komisi broker, dan komisi lainnya terkait dengan pembelian. Apabila kos sekuritas tidak dapat ditentukan, makakos sekuritas ekuitas dicatat sesuai dengan nilai wajar atau nilai aktiva yang diterima (apabila non kas)
  5. Perlakuan  akuntansi terhadap sekuritas ekuitas ditentukan oleh besar kepemilikan investor atas saham dari entitas penjual.
1)Keuntungan dan kerugian yang belum terealisasi
KEPEMILIKAN KURANG DARI 20%
Ketika investor memiliki kepentingan kepemilikan kurang dari 20%, maka dianggap investor memiliki pengaruh yang kecil ataupun tidak memiliki pengaruh terhadap pemilik saham (investee). Jika harga pasar tersedia, maka sekuritas ekuitas dinilai dan dilaporkan  menggunakan metode nilai wajar (fair value method). Namun, apabila nilai pasar wajar tidak tersedia, makainvestasi dinilai dan dilaporkan sebesar kos perolehan (Cost Method). Metode nilai wajar mengharuskan perusahaan mengklasifikasi sekuritas ekuitas pada saat pemerolehan sebagai Sekuritas siap jual (Available for sale securities) ataupun Sekuritas Perdagangan (Trading securities).
Sekuritas siap jual
Contoh:
Pada 3 November 2004 PT. Republik membeli saham biasa dari bebrapa perusahaan (kepemilikan <20%):
                                                                                                Kos
                                                            PT. Kasta                    259.700
                                                            PT. Curut                    317.500
                                                            PT. Regina                  141.350
                                                            Kos total                     718.550

Pada 3 Nov. 2004, PT. Republik mencatat:

Pada bulan desember, diketahui ketiga perusahaan memperoleh laba. Pada 6 Desember 2004, PT. Republik menerima deviden tunai Rp.4.200 atas investasinya di saham  biasa PT. Curut:
Karena kepemilikan kurang dari 20%, maka PT. Republik hanya mencatat pendapatan bila perusahaan pemilik saham (investee) mengumumkan dividen.

Pada 31 desember 2004, portofolio sekuritas ekuitas siap jual PT. Republik menunjukkan kos dan nilai wajar berikut:
Penyesuaian yang dilakukan PT. Republik untuk menyesuaikan kos ke nilai wajar pada 31 desember 2004 adalah:
Untung atau rugi yang belum direalisasi atas sekuritas ekuitas (Unrealized holding gain or loss-equity) disajikan sebagai pengurang penghasilan (laba) komprehensif pada kelompok ekuitas pemegang saham (Stockholder’s equity)di neraca. Sedangkan akun penyesuaian atas nilai wajar sekuritas (securities fair value adjustment) diperlakukan sebagai pengurang investasi di neraca (akun kontra/contra account)

Pada tanggal 23 januari 2005, PT. Republik menjual seluruh sekurits PT. Kasta Rp. 287.220. Perhitungan untung/rugi  atas penjualan saham:
                                                            Hasil penjualan                        287.220
                                                            Kos saham PT.Kasta               259.700
                                                            Untung dari penjualan saham   27.520
PT. Republik mencatat penjualan, 23 January 2005, sebagai berikut:

Sekuritas perdagangan (Trading securities)
Perlakuan untuk sekuritas perdagangan dengan sekuritas siap jual hamper sama, kecuali pada penyesuaian kos ke nilai wajar. Pada sekuritas perdagangan untung atau rugi karena  kos dibawah atau diatas nilai wajar diperlakukan sebagai pengurang  penghasilan.

KEPEMILIKAN SAHAM ANTARA 20% DAN 50%
Kepemilikan saham antara 20% dan 50% saham entitas lainnya, suatu entitas dapat dianggap memiliki pengaruh yang signifikan. Pengaruh yang signifikan merupakan kemampuan  untuk melakukan pengaruh pada suatu entitas (investee) terkait dengan:
  1. Menetapkan wakil pada dewan direktur
  2. Partisipasi dalam pembuatan keputusan
  3. Transaksi antar perusahaan
  4. Perubahan-perubahan atas personil-personil manajerial, atau
  5. ketergantungan teknologi
Apabila kepemilikan antara 20% dan 50% maka investor dianggap mampu melakukan pengaryh pada investee dan investor harus mencatat penyertaan dengan metode ekuitas.
Perbandingan metode nilai wajar dengan metode ekuitas
3 january 2005, PT. Manise membeli saham PT. Baebae sebanyak 50. 000 lembar dengan harga Rp.1.000/lembar.. Pada 31 desember 2005 PT. Baebae mengumumkan laba Rp. 15.000.000. Pada 31 Desember, nilai pasar wajar saham PT. Baebae Rp. 1.100/lembar. Pada 15 januari 2006, PT. Baebae mengumukan dividen tunai dan membayar Rp. 300.000. Pada tahun 2006, PT. Baebae menderita rugi Rp.10.000.000.

KEPEMILIKAN MELEBIHI 50%
Apabila kepemilikan saham melebihi 50%, maka investor telah memiliki hak pengendalian pada investee. Perusahaan investor  disebut sebagai perusahaan induk (Parent Company) dan Investee merupakan perusahaan anak (subsidiary). Ketika kepemilikan mencapai 50% maka perusahaan induk wajib menyusun laporan keuangan , konsolidasi, sedangkan perusahaan induk tetap mencatat investasi dengan metode ekuitas. Penyusunan laporan keuangan konsolidasi dibahas pada akuntansi keuangan lanjutan.

PENYAJIAN INVESTASI DI NERACA
  1. Sekuritas perdagangan disajikan sebagai aktiva lancar
  2. Sekuritas hutang yang ditahan sampai jatuh tempo (held to maturity) diklasifikasikan sebagai aktiva lancar atau aktiva tidak lancar tergantung tanggal jatuh tempo masing-masing sekuritas.
  3. Sekuritas hutang siap jual (available for sale) dikalsifikasi sebagai aktiva lancar atau non lancar tergantung tanggal jatuh tempo dan kapan akan dijual.
  4. Sekuritas ekuitas dikatakan sekuritas siap jual harus diklasifikasi lancar jika sekuritas ekuitas siap untuk digunakan dalam perode operasi saat ini.


Latihan Ringkas
  1. PT. M membeli suatu investasi obligasi, held to mature, $ 50,000, 9%, jatuh tempo 5 tahun dari PT. P senilai $46,304, yang akan memberikan return(tingkat bunga pasar) 11% . Siapkan jurnal PT. M untuk:
    • Pembelian investasi
    • Penerimaan bunga tahunan dan amortisasi. Asumsikan amortisasi metode bunga efektif digunakan.
  2. Menggunakan informasi soal 1, asumsikan investasi tersebut available for sale (sekuritas siap jual), siapkan ayat jurnal PT.M untuk:

    • Pembelian investasi
    • Penerimaan bunga tahunan dan amortisasi. Asumsikan amortisasi metode bunga efektif digunakan.
    • Penyesuaian akhir tahun atas nilai wajar. Anggaplah obligasi memiliki nilai wajar $47,200
  1. 1/3-2005 PT.Maski membeli investasi held to mature atas obligasi PT. Fantasi, nominal $40,000, 8%, jatuh tempo 5 tahun senilai $43,412 dan memberikan tingkat kembalian (rate of return) 6%. Obligasi membayar bunga setiap setengah tahun. Siapkan jurnal PT. Maski untuk setiap kejadian selama tahun 2005.
  1. 1/9-2005 PT. Ayala membeli saham PT. Soripada sebanyak 65.000 lembar @Rp. 500. Pada tahun 2005 PT. Soripada mengumumkan laba Rp.20 juta dan per 31 desember 2005 saham itu memiliki nilai pasar wajar Rp.450/lembar. Pada  5 February 2006 PT. Soripada mengumumkan dan membayar dividen tunai Rp.200.000. Per 31 desember 2006 PT. Soripada rugi Rp.5.000.000 dan  nilai pasar wajar saham per 31/12/2005 Rp. 400.
Diminta: Buatlah jurnal yang perlu dibuat PT. Ayala untuk setiap kejadian pada kedua situasi berikut:

    1. Apabila Saham yang dibeli hanya 10% dari total saham PT. Soripada
    2. Apabila saham yang dibeli 35% dari saham PT. Soripada