Membangun kepercayaan diri
Menurut Alexander Sriewijono, psikolog
yang juga pendiri TALK-inc, School for TV Presenter-MC, seorang pembicara yang
sukses selalu tahu cara membangkitkan kepercayaan dalam dirinya, sebaik ia tahu
cara membawakan pidato atau presentasinya. Apalah artinya kata-kata yang hebat
apabila tidak disertai keyakinan pada saat menyampaikannya.
Untuk membangun kepercayaan diri, ada
tiga strategi yang dapat dilakukan:
Mengembangkan sikap matang, yang terdiri
atas tiga hal:
- Kecerdasan emosional, yaitu kemampuan untuk mengendalikan emosi dan
rasa takut yang muncul dalam dirinya, dan menjadikan emosi itu sebagai
pemacu untuk bertindak sesuai tujuan yang ingin dicapai.
- Tampilkan kematangan usia, sehingga Anda dapat menyampaikan gagasan
dan perasaannya secara dewasa, asertif, dan profesional. Artinya, Anda
tidak berbicara seperti remaja, menggunakan gaya bahasa remaja (kecuali
saat berbicara di forum remaja), atau berpikir dangkal seperti remaja yang
belum mampu berpikir kritis.
- Membangun gambaran yang positif terhadap diri sendiri. Penilaian orang
lain terhadap diri kita (impression) sering mempengaruhi penilaian kita
tentang diri sendiri (self-image). Penilaian yang buruk membuat kita jadi
rendah diri. Bagi orang yang memiliki penghargaan diri (self-esteem) yang
rendah, penilaian orang lain terhadap dirinya membuat ia menjadi terpuruk.
Inilah mengapa kita cemas atau takut tidak tampil bagus, takut
ditertawakan, takut salah, dan seterusnya.
Kendalikan penghambat kepercayaan diri
Anda, yang umumnya ada tiga hal:
- Cara berpikir negatif terhadap diri sendiri, seperti perasaan tidak
siap tampil di depan umum, tidak menguasai topik, takut dikritik, takut
presentasinya akan mengecewakan, tidak tahu apa yang harus disampaikan,
dan lain-lain. Jelas bukan hadirin yang membuat Anda tidak percaya diri,
melainkan pikiran negatif Anda sendiri.
- Nyatakan perasaan atau pikiran Anda dengan lebih spesifik, apakah sedih,
takut, kecewa, kesepian, dan sebagainya; bukannya "saya merasa
kacau". Ketika mengekspresikan perasaan marah, jelaskan dulu perilaku
spesifik yang tidak Anda sukai, lalu perasaan Anda sendiri. Atau bila ada
perasaan ganda mengenai sesuatu, sampaikan dengan jelas. Misalnya,
"Saya punya perasaan ganda tentang apa yang baru Anda lakukan. Saya
senang dan berterima kasih Anda telah membantu saya menjelaskan masalah,
tapi saya tidak suka diinterupsi ketika belum selesai berbicara."
Penggunaan kata "Saya" atau "Saya merasa" akan
membantu Anda mengekspresikan perasaan yang sulit tanpa menyerang harga
diri lawan bicara.
- Cara Anda menempatkan diri yang terlalu rendah atau terlalu tinggi di
hadapan orang lain. Pembicara yang memandang dirinya lebih dari orang lain
tidak dapat menciptakan atmosfer yang positif dalam suatu presentasi. Ia
berbicara terus-menerus, mendominasi percakapan, dan tidak memberikan
kesempatan pada hadirin untuk mengungkapkan gagasan, sehingga komunikasi
berlangsung satu arah. Sebaiknya, pembicara yang merasa dirinya lebih
rendah daripada hadirin cenderung tidak tegas ketika menyampaikan suatu
pesan yang harus diwujudkan dalam tindakan. Ia membiarkan hadirin mendebat
argumentasinya tanpa hasrat kuat untuk mempertahankannya. Ketika hadirin
asyik berbicara sendiri, ia tidak berani memperingatkannya.
Atasi rasa takut Anda. Anda bisa
membiarkan rasa takut menguasai pikiran, atau justru menggunakannya untuk
membuat latihan berbicara yang maksimal. Ada beberapa tips yang bisa Anda
lakukan sebelum menyampaikan presentasi:
* Atur nafas sampai merasa tenang.
* Buat jeda beberapa saat sebelum
memulai pidato.
* Yakini bahwa tanda-tanda kecemasan
fisik itu tak terlihat.
* Jangan biarkan hadiri mengetahui
kegugupan Anda, apalagi meminta maaf untuknya.
* Buatlah persiapan matang sebelum
tampil.
* Terimalah ketidaksempurnaan.
* Jangan terbebani oleh penampilan,
fokuslah pada komunikasi.
* Jangan membebani pikiran dengan
berusaha menghafal isi pidato.
* Gunakan alat-alat bantu untuk
mengalihkan kecemasan.
* Bayangkan diri Anda tengah memberikan
pidato yang bagus dan kuat.
No comments:
Post a Comment