BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perekonomian Indonesia sejak krisis ekonomi pada pertengahan 1997 membuat
kondisi ketenagakerjaan Indonesia ikut memburuk. Sejak itu, pertumbuhan ekonomi
Indonesia juga tidak pernah mencapai 7-8 persen. Padahal, masalah pengangguran
erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi ada,
otomatis penyerapan tenaga kerja juga ada. Setiap pertumbuhan ekonomi satu
persen, tenaga kerja yang terserap bisa mencapai 400 ribu orang. Jika
pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 3-4 persen, tentunya hanya akan menyerap
1,6 juta tenaga kerja, sementara pencari kerja mencapai rata-rata 2,5 juta
pertahun. Sehingga, setiap tahun pasti ada sisa pencari kerja yang tidak
memperoleh pekerjaan dan menimbulkan jumlah pengangguran di Indonesia
bertambah.
Pengangguran di Indonesia seakan tidak pernah surut, karena di akibatkan
kurangnya latar belakang pendidikan dan skill yang tidak mempuni. Dalam hal ini
seharusnya pemerintah mempunyai peranan yang penuh, sehingga masalah pengangguran
di Indonesia ini berangsur hilang.
B. Rumusan
Masalah
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka penulis mengambil
rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Apa pengertian Tenaga kerja
2.
Apa saja jenis-jenis pengangguran dan penyebabnya
3.
Apa saja penyebab pengangguran
4.
bagaimana kebijakan pemerintah untuk mengatasi pengangguran
5.
Sajian data Pengangguran di indonesia
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulis membuat makalah yang berjudul “Masalah Pengangguran di
Indonesia” adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui pengertian tenaga kerja
2.
Mengetahui jenis-jenis pengangguran dan penyebabnya
3.
Mengetahui Penyebab pengangguran
4.
Mengetahui kebijakan untuk mengatasi pengangguran
5.
Mengetahui data – data tentang Pengangguran.
D. Metode Pengumpulan materi
Data dalam penyusunan makalah ini, perlu sekali pengumpulan data serta
sejumlah informasi aktual yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas.
Sehubungan dengan masalah tersebut dalam penyusunan makalah ini, penulis
menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yang pertama browsing di
Internet, kedua dengan membaca media cetak dan pengetahuan yang penulis miliki.
BAB II
TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN
A.
PENGERTIAN TENAGA KERJA
Sebelum membahas tentang pengangguran, sebaiknya kita mengetahui terlebih
dahulu apa yang disebut dengan tenaga kerja, angkatan kerja dan usia pekerja
yang ditetapkan di Indonesia. Tenaga
kerja yaitu penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, antara
lain mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari pekerjaan, mereka
yang bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah tangga.
Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang bekerja
maupun yang sementara tidak sedang bekerja karena suatu sebab (petani yang
menunggu panen,karyawan yang sedang sakit,dsb).Sedangkan yang dimaksud dengan
usia pekerja adalah tingkat umur seseorang yang diharapkan dapat bekerja dan
memperoleh pendapatan. Di Indonesia kisaran usia kerja adalah antara 10-64
tahun.Kemudian yang disebut sebagai pengangguran atau tuna karya adalah istilah
untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja
kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan.
B. JENIS
PENGANGGURAN DAN PENYEBABNYA
Secara garis
besar, pengangguran dapat dibedakan menjadi dua golongan, menurut lama waktu
kerja dan menurut penyebabnya.
1. Jenis pengangguran
menurut waktu kerja
Pengangguran
sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak bekerja
secara optimal. Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran dapat dibedakan
menjadi tiga macam yaitu :
A.
Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment)
adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan
tertentu. Contoh : suatu kantor mempekerjakan 10 orang karyawan padahal
pekerjaan dalam kantor itu dapat dikerjakan dengan baik walau hanya dengan 8
orang karyawan saja,sehingga terdapat kelebihan 2 orang tenaga kerja.
Orang-orang semacam ini yang disebut dengan pengangguran terselubung.
B.
Setengah
Menganggur (Under Unemployment)
adalah
tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan
pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja
yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu. Contoh : seorang buruh
bangunan yang telah menyelesaikan pekerjaan di suatu proyek untuk sementara
menganggur sambil menunggu proyek berikutnya. Setengah pengangguran dibagi
menjadi dua kelompok :
1. Setengah Penganggur Terpaksa, yaitu mereka
yang bekerja dibawah jam kerja normal dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia
menerima pekerjaan lain.
2. Setengah Penganggur Sukarela, yaitu mereka
yang bekerja di bawah jam kerja normal tetapi tidak mencari pekerjaan atau
tidak bersedia menerima pekerjaan lain, misalnya tenaga ahli yang gajinya
sangat besar.
C.
Pengangguran
Terbuka (Open Unemployment)
adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan.
Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan
padahal telah berusaha secara maksimal.
1.
Jenis Pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya
Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya dikelompokkan menjadi
beberapa jenis, yaitu :
a.
Pengangguran konjungtural (Cycle Unemployment) adalah
pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan
perekonomian/siklus ekonomi.
b.
Pengangguran struktural (Struktural Unemployment)
adalah pengangguran yang diakibatkan oleh ketidakcocokan antara keterampilan
(kualifikasi) tenaga kerja yang dibutuhkan dan keterampilan tenaga kerja yang
tersedia.Perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang
merupakan latar belakang ketidakcocokan itu. Pengangguran struktural bisa
diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti :
Akibat
permintaan berkurang Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi Akibat kebijakan
pemerintah
c.
Pengangguran friksional (Frictional Unemployment)
adalah pengangguran yang muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi
kerja dan pencari kerja (pergantian pekerjaan atau pergeseran tenaga kerja).
Pengangguran ini muncul dari kemauan tenaga kerja yang bersangkutan. Ia
menganggur untuk sementara waktu dalam rangka mencari pekerjaan yang lebih
baik, menantang dan menunjang karirnya. Pengangguran ini sering disebut
pengangguran sukarela.
d.
Pengangguran musiman adalah pengangguran yang muncul
akibat pergantian musim misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.
e.
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang
terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga
mesin-mesin
f.
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian (karena terjadi resesi).
Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat
demand). Contoh : suatu saat perekonomian suatu negara mengalami masa
pertumbuhan (menaik).Di saat lain, mengalami resesi (menurun) atau bahkan
depresi.Pada saat krisis ekonomi, daya beli masyarakat menurun sehingga tingkat
permintaan terhadap barang dan jasa juga menurun.Turunnya permintaan masyarakat
terhadap barang dan jasa memaksa produsen untuk menurunkan kegiatan
produksi.Produsen melakukan ini antara lain dengan cara mengurangi pemakaian
faktor produksi, termasuk tenaga kerja.Inilah mengapa pada saat krisis ekonomi
kita menyaksikan banyaknya pegawai atau buruh terkena PHK sehingga menganggur.
C. SEBAB-SEBAB
TERJADINYA PENGGANGURAN
Masalah
pengangguran tentulah tidak muncul begitu saja tanpa suatu sebab. Faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya pengganguran secara global adalah sebagai berikut :
1.
Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan
Kesempatan Kerja Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih
besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang
terjadi.
2.
Struktur
Lapangan Kerja Tidak Seimbang
3.
Kebutuhan
jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang.Apabila
kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja,
pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi
kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia.
Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak
dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
4.
Penyediaan dan
Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang Jumlah angkatan kerja
disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di
daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat
mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan
dari suatu negara ke negara lainnya.
5.
Budaya
pilih-pilih pekerjaan Pada dasarnya setiap orang ingin bekerja sesuai dengan
latar belakang pendidikan. Dan lagi ditambah dengan sifat gengsi maka tak heran
kebanyakan yang ditemukan di Indonesia bukan pengangguran terselubung,
melainkan pengangguran terbuka yang didominasi oleh kaum intelektual
(berpendidikan tinggi).
6.
PemalasSelain
budaya memilih-milih pekerjaan,budaya (negatif) lain yang menjamur di Indonesia
adalah budaya malas. Malas mencari pekerjaan sehingga jalan keluar lain yang
ditempuh adalah dengan menyogok untuk mendapatkan pekerjaan.
7.
Tidak mau ambil
resiko “Saya bersedia tidak digaji selama 3 bulan pertama jika diterima bekerja
di kantor bapak. Dengan demikian bapak tidak akan rugi. Jika bapak tidak puas
dengan hasil kerja saya selama 3 bulan tersebut, bapak bisa pecat saya.” Adakah
yang berani mengambil resiko seperti itu? Kami yakin sedikit sekali. Padahal
kalau dipikir-pikir itu justru menguntungkan si pencari kerja selama 3 bulan
tersebut ia bisa menimba pengalamansebanyak-banyaknya.Meskipun akhirnya dipecat
juga, toh dia sudah mendapat pengalaman kerja 3 bulan.
D.
DAMPAK-DAMPAK PENGANGGURAN
Untuk mengetahui dampak pengganguran kita perlu mengelompokkan pengaruh pengganguran tersebut, yaitu:
Untuk mengetahui dampak pengganguran kita perlu mengelompokkan pengaruh pengganguran tersebut, yaitu:
1. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu
Negara
Tujuan akhir
pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran
masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus.Jika
tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan
menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.
Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
a. Pengangguran
bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang
dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan
nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada
pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran
yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
b. Pengangguran akan menyebabkan pendapatan
nasional yang berasal dari sektor pajak berkurang. Hal ini terjadi karena
pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian menurun
sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang
harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun,
dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan
pembangunan pun akan terus menurun.
c. Pengangguran
tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan menyebabkan
daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang
hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan
Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru.
Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak
akan terpacu.
2. Dampak
pengangguran terhadap Individu yang Mengalaminya dan Masyarakat
Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:
Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:
a. Pengangguran
dapat menghilangkan mata pencaharian
b. Pengangguran
dapat menghilangkan ketrampilan
c. Pengangguran
dapat meningkatkan angka kriminalitas
d. Pengangguran
akan menimbulkan ketidakstabilan sosial politik.
e. Pengangguran
dapat meningkatkan angka kemiskinan.
E.KEBIJAKAN UNTUK MENANGGULANGI PENGANGGURAN
Adanya
bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang
disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut :
1.
Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :
a.
Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja
b.
Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat
dan sector yang kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang kekurangan
c.
Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi
formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
d.
Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang
mengalami pengangguran.
2. Cara
Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk
mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara sbb:
a.
Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan
industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya
b.
Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai bidang
industri untuk merangsang timbulnya investasi baru
c.
Menggalakkan pengembangan sector Informal, seperti
home indiustri
d.
Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap
tenaga kerja di sector agraris dan sector formal lainnya
e.
Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti
pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa
menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari
kalangan swasta.
3.
Cara Mengatasi Pengangguran Musiman.Jenis pengangguran
ini bisa diatasi dengan cara :
a.
Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja
di sector lain, dan
b.
Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk
memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.
4.
Cara mengatasi Pengangguran SiklusUntuk mengatasi
pengangguran jenis ini adalah:
a.
Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan
jasa.
b.
Meningkatkan daya beli Masyarakat.
5. Cara mengatasi Penngangguran menurut kelompok
kami yaitu :
a.
Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja
Pengangguran terutama disebabkan oleh masalah tenaga kerja yang tidak
terampil dan ahli. Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki
keterampilan atau keahlian tertentu. Masalah tersebut amat relevan di negara
kita mengingat sejumlah penganggur adalah orang yang belum memiliki
keterampilan atau keahlian tertentu. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu
digalakan lembaga yang mendidik tenaga kerja menjadi siap pakai. Yang paling penting
dalam pendidikan dan pelatihan kerja itu adalah kesesuaian program dengan
kualifikasi yang dituntut oleh kebanyakan perusahaan.
b.
Wiraswasta
Selamaorang masih tergantung pada upaya mencari kerja di perusahaan
tertentu, pengangguran akan tetap menjadi masalah pelik. Masalah menjadi agak
terpecahkan apabila muncul keinginan untuk menciptakan lapangan usaha sendiri
atau berwiraswasta. Fakta memperlihatkan cukup banyak wiraswasta yang berhasil.
Meskipun demikian, wiraswasta pun bukanlah hal yang mudah.
F. DATA PENGANGGURAN DI INDONESIA
1. Angka Pengangguran Terbuka di Indonesia
Salah satu jenis pengangguran yang bisa diukur dengan data Sakernas
adalah pengangguran terbuka dan setengah pengangguran. Pengangguran terbuka
artinya orang yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan, sedang
mempersiapkan usaha, sudah punya pekerjaan tapi belum dimulai, dan orang yang
merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan.
2. Angka
Pengangguran Menurut Umur
Pengangguran di Indonesia sudah mencapai 11 juta (usia 15 tahun keatas)
dan 8,5 juta-nya penduduk usia 15-29 tahun. Pengangguran terbuka banyak terjadi
di usia remaja 15 sampai 29 tahun (23%). Di usia tersebut banyak sekali lulusan
sekolah yang ingin mendapatkan pekerjaan, dari yang baru lulus SMP, SMU maupun
perguruan tinggi termasuk yang tidak sekolah. Sedangkan untuk usia 30-49 tahun,
jumlah penganggurannya tidak terlalu tinggi (hanya 4%).
3. Angka
Pengangguran Menurut Perkotaan atau Pedesaan
Kita semua sudah tahu bahwa sebagian besar pekerjaan tersedia lebih
banyak di perkotaan, sekaligus pekerjaan di perkotaan menjajikan lebih banyak
pendapatan. Inilah yang menyebabkan pencari kerja berbondong- bondong ke
perkotaan yang berakibat angka pengangguran terbuka di kota lebih besar (13,3%)
dibandingkan pedesaan (8,4%).
Selain itu yang menarik lagi perempuan penganggur usia 15 tahun lebih di
pedesaan hampir sama dengan penganggur laki-laki di kota. Ini yang mungkin
patut dicermati oleh pemerintah yang ingin mengurangi pengangguran. Penciptaan
lapangan pekerjaan tidak hanya dilakukan di perkotaan, pedesaan-pun butuh
kegiatan-kegiatan yang mendatangkan pendapatan. Terutama lapangan pekerjaan
yang bisa memperdayakan perempuan yang ingin bekerja dan penghapusan
deskriminasi gender di bidang pekerjaan.
Dari data sejumlah negara dapat dilhat posisi Indonesia pada peringkat ke
133, kita kalah jauh dari Singapura, Thailand, Malaysia, Brunei Darusalam
bahkan Myanmar. Sungguh mengherankan negara dengan sumber daya alam yang banyak
dan dapat dikatakan kaya memiliki tingkat angka pengangguran yang tinggi,
sungguh sulit dipercaya. Dengan ini kita hanya dapat berharap pemerintah dapat
bertindak untuk menyelesaikan masalah keterpurukan perkembangan ekonomi di
Indonesia dan tentunya dengan usaha dari diri kita masing- masing.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Rekomendasi.
Memulihkan kondisi pengangguran di Indonesia tentulah tidak semudah membalikan telapak tangan. Karena itu diperlukan kerjasama dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintah. Solusi paling mudah untuk mengatasi hal ini adalah dengan menciptakan lapangan usaha sendiri dan tidak mengharap yang muluk-muluk menjadi seorang karyawan suatu perusahaan dengan gaji yang besar.Cara lain adalah dengan menetapkan kebijakan baru yang mempersempit kesempatan para pemilik perusahaan untuk mem-PHK karyawannya.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Rekomendasi.
Memulihkan kondisi pengangguran di Indonesia tentulah tidak semudah membalikan telapak tangan. Karena itu diperlukan kerjasama dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintah. Solusi paling mudah untuk mengatasi hal ini adalah dengan menciptakan lapangan usaha sendiri dan tidak mengharap yang muluk-muluk menjadi seorang karyawan suatu perusahaan dengan gaji yang besar.Cara lain adalah dengan menetapkan kebijakan baru yang mempersempit kesempatan para pemilik perusahaan untuk mem-PHK karyawannya.
B. Saran
Peran orang terdekat dan pemerintah menjadi penunjang permasalahan pengagguran ini Orang terdekat hendaklah mensupport dan menyemangati si-pengaggur dengan hal positif atau dengan menyarankan untuk menjadi wirausahawan
Dan pemerintah hendaknya menciptakan lapangan kerja yang sesuai dengan jumlah pengagguran dengan pelatihan berbagai sumber daya manusia yang memadai
Peran orang terdekat dan pemerintah menjadi penunjang permasalahan pengagguran ini Orang terdekat hendaklah mensupport dan menyemangati si-pengaggur dengan hal positif atau dengan menyarankan untuk menjadi wirausahawan
Dan pemerintah hendaknya menciptakan lapangan kerja yang sesuai dengan jumlah pengagguran dengan pelatihan berbagai sumber daya manusia yang memadai
DAFTAR PUSTAKA
Ritonga,MT dkk. 2007. Ekonomi Untuk SMA kelas XI. Jakarta : PT Phibeta Aneka Gama Internet
http://organisasi.org/pengertian-pengangguran-dan-jenis-macam-pengangguran
friksional-struktural-musiman-siklikal
http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/804/804/1/4/
makasih penjelasan makro ekonominya.
ReplyDelete